Oleh Nuraini Juliastuti
Konsep oposisi biner mula-mula diteorisikan oleh ahli bahasa Ferdinand
de Saussure. Tetapi Claude Levi-Strauss lah yang
membuatnya menjadi sangat berpenga-ruh. Strauss adalah antropolog strukturalis
yang banyak menggunakan teori-teori bahasa Saussure sebagai suatu sistem
struktural untuk menganalisa semua proses kultural seperti cara memasak, cara
berpakaian, sistem kekeluargaan, mitos dan legenda dalam masyarakat. Bagi
Strauss, oposisi biner adalah 'the essence of sense making':
struktur yang mengatur sistem pemaknaan kita terhadap budaya dan dunia tempat
kita hidup.
Oposisi biner adalah sebuah sistem yang membagi dunia dalam dua kategori yang
berhubungan. Dalam struktur oposisi biner yang sempurna, segala sesuatu dimasukkan
dalam kategori A maupun kategori B, dan dengan memakai pengkategorian itulah,
kita mengatur pemahaman dunia di luar kita. Suatu kategori A tidak dapat eksis
dengan sendirinya tanpa berhubungan secara struktural dengan kategori B.
Kategori A masuk akal hanya karena ia bukan kategori B. Tanpa kategori B, tidak
akan ada ikatan dengan kategori A, dan tidak ada kategori A.
Dalam sistem biner, hanya ada dua tanda atau kata yang hanya punya
arti jika masing-masing beroposisi dengan yang lain. Keberadaan mereka
ditentukan oleh ketidakberadaan yang lain. Misalnya dalam sistem biner
laki-laki dan perempuan dan laki-laki, daratan dan lautan, atau antara
anak-anak dan orang dewasa. Seseorang disebut laki-laki karena ia bukan
perempuan, sesuatu itu disebut daratan karena ia bukan lautan, begitu
seterusnya.
Oposisi biner adalah produk dari 'budaya', ia bukan bersifat 'alamiah'. Ia
adalah produk dari sistem penandaan, dan berfungsi untuk menstrukturkan
persepsi kita terhadap alam natural dan dunia sosial melalui penggolongan-penggolongan
dan makna. Strauss juga menyebutkan konsep dasar dari oposisi biner yaitu 'the
second stage of the sense-making process': penggunaan kategori-kategori sesuatu
yang hanya eksis di dunia alamiah (sesuatu yang kongkret) untuk menjelaskan
kategori-kategori konsep kultural yang abstrak. Contoh sederhana dari konsep
ini misalnya diberikan oleh John Fiske (1994): konsep oposisi biner angin badai
dan angin tenang (kongkret) misalnya, bisa disejajarkan dengan oposisi biner
alam yang kejam dan alam yang tenang (abstrak). Proses transisi metafor dari
sesuatu yang abstrak dalam sesuatu yang kongkret ini dinamakan Strauss sebagai
'the logic of concrete'.
Secara struktur oposisi biner berhubungan satu dengan yang lain,
dan bisa ditransfor-masikan dalam sistem-sistem oposisi biner yang lain. Mari
kita simak sistem oposisi biner berikut ini:
Maskulinitas:Feminitas
Positif:Negatif
Sosial:Personal
Terang:Gelap
Publik:Privat
Kultural:Natural
Positif:Negatif
Sosial:Personal
Terang:Gelap
Publik:Privat
Kultural:Natural
Maskulinitas dan feminitas adalah dua kategori yang saling
beroposisi, dan antara keduanya bisa disejajarkan dengan kategori-kategori yang
berjajar di bawahnya Jadi dalam sistem oposisi biner itu, maskulinitas dan
feminitas sejajar dengan positif dan negatif sejajar dengan terang dan gelap
sejajar dengan kultural dan natural, dan seterusnya.
Kategori Skandal dalam Oposisi Biner
Oposisi biner menimbulkan posisi-posisi ambigu yang tidak bisa
dimasukkan dalam kategori A atau kategori B, yang bisa disebut dengan atau
‘kategori ambigu’ atau 'kategori skandal' (Strauss lebih senang menyebutnya
dengan 'anomalous category‘). ‘Kategori skandal’ muncul dan mengganggu sistem
oposisi biner. Ia mengotori kejernihan batas-batas oposisi biner.
Antara anak-anak dan orang dewasa, ada posisi remaja. Antara
daratan dan lautan, ada pantai. Antara orang hidup dan orang mati ada sesuatu
yang disebut vampir, hantu, zombi. Antara laki-laki dan perempuan ada
gay/lesbian/banci. Pantai, remaja, vampir/hantu/zombi, atau gay/lesbian/banci
adalah 'kategori ambigu/skandal'.
penjelasan yang baik
ReplyDeleteSumbernya dari mana ya?
ReplyDelete