Saturday, 31 January 2015

HAKEKAT REVOLUSI

Didalam Manifesto Komunis, Marx menguraikan tahapan revolusi seperti yang
dicita-citakannya:
1)      Perlawanan individu dari kaum buruh yang sudah tidak tahan ditindas oleh majikannya. Individu-individu yang berani inilah yang memulai seluruh tahapan peruangan kaum buruh;
2)      Pemogokan yang dilakukan di pabrik oleh mayoritas pekerja. Perjuangan individu ini akan segara memecah dinding kebekuan dan semangat perlawanan akan seketika meluap. Pada awal tahapan ini, kaum buruh masih bertindak destruktif dimana pola perlawanan adalah dengan merusak pabrik yang dianggapnya sebagai sumber kesengsaraan. Ini adalah tahapan spontanisme dari gerakan buruh;
3)      Dengan semakin berkembangnya industri, kaum buruh pun berkembang baik dalam pengalaman organisasi kerjanya maupun dalam perspektifnya tentang pergerakan. Disinilah kaum buruh mulai berfikir tentang perlunya satu serikat sekerja (union). Tahapan ini disebut sebagai tahapan ekonomisme. Pemogokan dengan serikat sekerja lebih efekstif dan menghasilkan banyak kemenagan disana-sini bagi kaum buruh seperti jam kerja yang lebih pendek maupun upah yang lebih tinggi. Menyadari bahwa serikat sekerja ini sangat efektif dalam memperjuangkan tuntutannya, kaum majikan pun menghadapi pemogokan dengan kekerasan. Salah satu contoh yang amat baik menjelaskan hal ini adalah sejarah serikar buruh di Amerika Serikat dimana pawai menuntut 8 jam kerja sehari di Haymarket Square (1 Mei 1886) berubah menjadi ajang pembantaian oleh polisi terhadap buruh. Sebuah bom yang tidak perah terungkap dari mana datangnya tiba-tiba meledak dan polisi seketika itu juga membuka tembakan. Peristiwa ini menjadi alasan untuk sebuah crackdown terhadap semua serikat buruh di Amerika Serikat dan gerakan menuntut 8 jam kerja sehari terbungkam selama beberapa tahun. Peristiwa inilah yang kelak akan terus diperingati oleh kaum buruh sedunia sebagai May Day.
4)      Kemajuan tehnologi komunikasi adalah jembatan yang akan menghubungkan serikatserikat sekerja inidan menempanya menjadi satu partai proletariat. Partai proletariat inilah yang akan membawa kaum buruh menuju puncak perlawanannya; berhadapan dengan kaum kapitalis sebagai kelas, bukan sebagai individu atau organisasi.
5)      Setelah itu, kaum proletar sebagai kelas penguasa yang baru harus; Mengambil alih, secara bertahap seluruh kapital dari tangan borjuasi, memusatkan seluruh alat produksi di tangan Negara, yaitu di tangan proletariat sebagai kelas penguasa; dan untuk meningkatkan produktifitas total selekas mungkin.

Bagi Marx, peralihan kekuasaan politik merupakan langkah awal, syarat perlu bagi revolusi yang sesungguhnya. Marx mencermati mutlak pentingnya peralihan kekuasaan politik ketangan kaum borjuiasi dalam rangka penegakan sistem ekonomi kapitalisme. Bahkan, tanpa peralihan kekuasaan politik ini, sistem ekonomi kapitalisme tidak akan tumbuh subur, bahkan bisa saja tidak tumbuh sama sekali karena terhalang oleh keseluruhan sistem ekonomi-politik kaum feodal. Hanya setelah kekuasaan ada ditangan kelas yang berbeda, pola produksi masyarakat akan dapat diubah sesuai dengan pola produksi yang memberikan keuntungan bagi kelas yang berkuasa tersebut. Demikian Marx merumuskan: Langkah pertama dalam revolusi oleh klas pekerja adalah menaikkan kaum proletariat ke tampuk kekuasaan untuk memenagka pertempuran demi demokrasi.

0 comments:

Post a Comment