Didalam
Manifesto Komunis, Marx menguraikan tahapan revolusi seperti yang
dicita-citakannya:
1) Perlawanan
individu dari kaum buruh yang sudah tidak tahan ditindas oleh majikannya.
Individu-individu yang berani inilah yang memulai seluruh tahapan peruangan
kaum buruh;
2) Pemogokan
yang dilakukan di pabrik oleh mayoritas pekerja. Perjuangan individu ini akan
segara memecah dinding kebekuan dan semangat perlawanan akan seketika meluap.
Pada awal tahapan ini, kaum buruh masih bertindak destruktif dimana pola
perlawanan adalah dengan merusak pabrik yang dianggapnya sebagai sumber
kesengsaraan. Ini adalah tahapan spontanisme dari gerakan buruh;
3) Dengan
semakin berkembangnya industri, kaum buruh pun berkembang baik dalam pengalaman
organisasi kerjanya maupun dalam perspektifnya tentang pergerakan. Disinilah
kaum buruh mulai berfikir tentang perlunya satu serikat sekerja (union).
Tahapan ini disebut sebagai tahapan ekonomisme. Pemogokan dengan serikat
sekerja lebih efekstif dan menghasilkan banyak kemenagan disana-sini bagi kaum
buruh seperti jam kerja yang lebih pendek maupun upah yang lebih tinggi.
Menyadari bahwa serikat sekerja ini sangat efektif dalam memperjuangkan
tuntutannya, kaum majikan pun menghadapi pemogokan dengan kekerasan. Salah satu
contoh yang amat baik menjelaskan hal ini adalah sejarah serikar buruh di
Amerika Serikat dimana pawai menuntut 8 jam kerja sehari di Haymarket Square (1
Mei 1886) berubah menjadi ajang pembantaian oleh polisi terhadap buruh. Sebuah
bom yang tidak perah terungkap dari mana datangnya tiba-tiba meledak dan polisi
seketika itu juga membuka tembakan. Peristiwa ini menjadi alasan untuk sebuah crackdown
terhadap semua serikat buruh di Amerika Serikat dan gerakan menuntut 8 jam
kerja sehari terbungkam selama beberapa tahun. Peristiwa inilah yang kelak akan
terus diperingati oleh kaum buruh sedunia sebagai May Day.
4) Kemajuan
tehnologi komunikasi adalah jembatan yang akan menghubungkan serikatserikat
sekerja inidan menempanya menjadi satu partai proletariat. Partai proletariat
inilah yang akan membawa kaum buruh menuju puncak perlawanannya; berhadapan
dengan kaum kapitalis sebagai kelas, bukan sebagai individu atau organisasi.
5)
Setelah itu,
kaum proletar sebagai kelas penguasa yang baru harus; Mengambil alih, secara
bertahap seluruh kapital dari tangan borjuasi, memusatkan seluruh alat produksi
di tangan Negara, yaitu di tangan proletariat sebagai kelas penguasa; dan untuk
meningkatkan produktifitas total selekas mungkin.
Bagi
Marx, peralihan kekuasaan politik merupakan langkah awal, syarat perlu bagi
revolusi yang sesungguhnya. Marx mencermati mutlak pentingnya peralihan
kekuasaan politik ketangan kaum borjuiasi dalam rangka penegakan sistem ekonomi
kapitalisme. Bahkan, tanpa peralihan kekuasaan politik ini, sistem ekonomi kapitalisme
tidak akan tumbuh subur, bahkan bisa saja tidak tumbuh sama sekali karena
terhalang oleh keseluruhan sistem ekonomi-politik kaum feodal. Hanya setelah
kekuasaan ada ditangan kelas yang berbeda, pola produksi masyarakat akan dapat
diubah sesuai dengan pola produksi yang memberikan keuntungan bagi kelas yang
berkuasa tersebut. Demikian Marx
merumuskan: Langkah pertama dalam revolusi oleh klas pekerja adalah menaikkan
kaum proletariat ke tampuk kekuasaan untuk memenagka pertempuran demi demokrasi.
0 comments:
Post a Comment