Saturday, 31 January 2015

HAKEKAT REVOLUSI

Didalam Manifesto Komunis, Marx menguraikan tahapan revolusi seperti yang
dicita-citakannya:
1)      Perlawanan individu dari kaum buruh yang sudah tidak tahan ditindas oleh majikannya. Individu-individu yang berani inilah yang memulai seluruh tahapan peruangan kaum buruh;
2)      Pemogokan yang dilakukan di pabrik oleh mayoritas pekerja. Perjuangan individu ini akan segara memecah dinding kebekuan dan semangat perlawanan akan seketika meluap. Pada awal tahapan ini, kaum buruh masih bertindak destruktif dimana pola perlawanan adalah dengan merusak pabrik yang dianggapnya sebagai sumber kesengsaraan. Ini adalah tahapan spontanisme dari gerakan buruh;
3)      Dengan semakin berkembangnya industri, kaum buruh pun berkembang baik dalam pengalaman organisasi kerjanya maupun dalam perspektifnya tentang pergerakan. Disinilah kaum buruh mulai berfikir tentang perlunya satu serikat sekerja (union). Tahapan ini disebut sebagai tahapan ekonomisme. Pemogokan dengan serikat sekerja lebih efekstif dan menghasilkan banyak kemenagan disana-sini bagi kaum buruh seperti jam kerja yang lebih pendek maupun upah yang lebih tinggi. Menyadari bahwa serikat sekerja ini sangat efektif dalam memperjuangkan tuntutannya, kaum majikan pun menghadapi pemogokan dengan kekerasan. Salah satu contoh yang amat baik menjelaskan hal ini adalah sejarah serikar buruh di Amerika Serikat dimana pawai menuntut 8 jam kerja sehari di Haymarket Square (1 Mei 1886) berubah menjadi ajang pembantaian oleh polisi terhadap buruh. Sebuah bom yang tidak perah terungkap dari mana datangnya tiba-tiba meledak dan polisi seketika itu juga membuka tembakan. Peristiwa ini menjadi alasan untuk sebuah crackdown terhadap semua serikat buruh di Amerika Serikat dan gerakan menuntut 8 jam kerja sehari terbungkam selama beberapa tahun. Peristiwa inilah yang kelak akan terus diperingati oleh kaum buruh sedunia sebagai May Day.
4)      Kemajuan tehnologi komunikasi adalah jembatan yang akan menghubungkan serikatserikat sekerja inidan menempanya menjadi satu partai proletariat. Partai proletariat inilah yang akan membawa kaum buruh menuju puncak perlawanannya; berhadapan dengan kaum kapitalis sebagai kelas, bukan sebagai individu atau organisasi.
5)      Setelah itu, kaum proletar sebagai kelas penguasa yang baru harus; Mengambil alih, secara bertahap seluruh kapital dari tangan borjuasi, memusatkan seluruh alat produksi di tangan Negara, yaitu di tangan proletariat sebagai kelas penguasa; dan untuk meningkatkan produktifitas total selekas mungkin.

Bagi Marx, peralihan kekuasaan politik merupakan langkah awal, syarat perlu bagi revolusi yang sesungguhnya. Marx mencermati mutlak pentingnya peralihan kekuasaan politik ketangan kaum borjuiasi dalam rangka penegakan sistem ekonomi kapitalisme. Bahkan, tanpa peralihan kekuasaan politik ini, sistem ekonomi kapitalisme tidak akan tumbuh subur, bahkan bisa saja tidak tumbuh sama sekali karena terhalang oleh keseluruhan sistem ekonomi-politik kaum feodal. Hanya setelah kekuasaan ada ditangan kelas yang berbeda, pola produksi masyarakat akan dapat diubah sesuai dengan pola produksi yang memberikan keuntungan bagi kelas yang berkuasa tersebut. Demikian Marx merumuskan: Langkah pertama dalam revolusi oleh klas pekerja adalah menaikkan kaum proletariat ke tampuk kekuasaan untuk memenagka pertempuran demi demokrasi.

Pengertian Militer dalam KUHPM

Pengertian militer secara yuridis dapat dijumpai pula dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, antara lain dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer dan Undang-undang No. 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer.
                Pengertian militer dapat dilihat dalam pasal 46, 47, 49, 50 dan 51 KUHPM. ketentuan Pasal 46 KUHPM menyatakan bahwa yang dimaksud dengan militer sebagai berikut :
  1. mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada angkatan perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersbut.
  2. semua sukarelawan lainnya pada angkatan perang dan para wajib militer, sejauh dan selama mereka itu berada dalam dinas, demikian pula apabila mereka berada diluar dinas yang sebenarnya dalam waktu tersebut mereka dapat dipanggil untuk masuk dalam dinas, melakukan salah satu tindakan yang dirumuskan dalam Pasal 97, 99, dan 139 KUHPM
Hukum pidana militer pada dasarnya dapat didefinisikan secara singkat sebagai peraturan-peraturan yang bersifat khusus yang berlaku bagi anggota militer.
Ø  menurut SR. Sianturi hukum militer mencakup antara lain :
  1. hukum disiplin militer
  2. hukum pidana militer
  3. hukum acara militer
  4. hukum kepenjaraan militer
  5. hukum pemerintahan militer atau hukum tatanegara darurat militer
  6. hukum administrasi militer
  7. hukum internasional (hukum perang) atau hukum sengketa bersenjata
  8. hukum perdata militer
Ø  Menurut Moch. Faisal Salam peraturan-peraturan yang bersifat khusus bagi anggota militer tersebut meliputi
  1. undang-undang wajib militer
  2. undang-undang militer sukarela
  3. peraturan disiplin militer
  4. peraturan penghormatan militer
  5. kitab undang-undang disiplin militer
  6. hukum pidana militer
  7. hukum acara pidana militer
Pasal 49 KUHPM Mengenai orang-orang yang digolongkan dalam pengertian militer
1)      para mantan anggota militer yang sekarang digunakan oleh suatu dinas militer
2)      para komisaris wajib militer yang berpakaian seragam dinas militer, pada saat mereka melakukan dinasnya.
3)      para pensiunan perwira sebagai anggota dari peradilan militer (luar biasa) yang berpakaian seragam dinas militer, setiap kali menjalankan tugas dinasnya
4)      mereka yang memakai pangkat tituler militer yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang-undang, atau yang dalam keadaan bahaya dipanggil oleh penguasa perang berdasarkan Undang-undang keadaan bahaya diberikan pangkat tituler, selama menjalankan pekerjaannya tersebut
5)      mereka yang merupakan anggota suatu organisasi yang disamakan atau dianggap sama dengan angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara“
  1.  dengan atau berdasarkan Undang-undang
  2. selama dalam keadaan bahaya yang ditetapkan oleh penguasa perang dengan atau berdasarkan Undang-undang keadaan bahaya.
Pasal 50 KUHPM

Dalam Pasal 50KUHPM dinyatakan bahwa orang yang dapat dipersamakan dengan militer adalah para bekas militer dipersamakan dengan militer, apabila dalam waktu satu tahun setelah mereka meninggalkan dinas militer, melakukan penghinaan atau tindakan nyata terhadap atasan mereka yang dulu masih dalam dinas berkaitan dengan masalah dinas pada masa lampau.

Wednesday, 28 January 2015

Oposisi Biner

Oleh Nuraini Juliastuti

Konsep oposisi biner mula-mula diteorisikan oleh ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Tetapi Claude Levi-Strauss lah yang membuatnya menjadi sangat berpenga-ruh. Strauss adalah antropolog strukturalis yang banyak menggunakan teori-teori bahasa Saussure sebagai suatu sistem struktural untuk menganalisa semua proses kultural seperti cara memasak, cara berpakaian, sistem kekeluargaan, mitos dan legenda dalam masyarakat. Bagi Strauss, oposisi biner adalah 'the essence of sense making': struktur yang mengatur sistem pemaknaan kita terhadap budaya dan dunia tempat kita hidup.
Oposisi biner adalah sebuah sistem yang membagi dunia dalam dua kategori yang berhubungan. Dalam struktur oposisi biner yang sempurna, segala sesuatu dimasukkan dalam kategori A maupun kategori B, dan dengan memakai pengkategorian itulah, kita mengatur pemahaman dunia di luar kita. Suatu kategori A tidak dapat eksis dengan sendirinya tanpa berhubungan secara struktural dengan kategori B. Kategori A masuk akal hanya karena ia bukan kategori B. Tanpa kategori B, tidak akan ada ikatan dengan kategori A, dan tidak ada kategori A.
Dalam sistem biner, hanya ada dua tanda atau kata yang hanya punya arti jika masing-masing beroposisi dengan yang lain. Keberadaan mereka ditentukan oleh ketidakberadaan yang lain. Misalnya dalam sistem biner laki-laki dan perempuan dan laki-laki, daratan dan lautan, atau antara anak-anak dan orang dewasa. Seseorang disebut laki-laki karena ia bukan perempuan, sesuatu itu disebut daratan karena ia bukan lautan, begitu seterusnya.
Oposisi biner adalah produk dari 'budaya', ia bukan bersifat 'alamiah'. Ia adalah produk dari sistem penandaan, dan berfungsi untuk menstrukturkan persepsi kita terhadap alam natural dan dunia sosial melalui penggolongan-penggolongan dan makna. Strauss juga menyebutkan konsep dasar dari oposisi biner yaitu 'the second stage of the sense-making process': penggunaan kategori-kategori sesuatu yang hanya eksis di dunia alamiah (sesuatu yang kongkret) untuk menjelaskan kategori-kategori konsep kultural yang abstrak. Contoh sederhana dari konsep ini misalnya diberikan oleh John Fiske (1994): konsep oposisi biner angin badai dan angin tenang (kongkret) misalnya, bisa disejajarkan dengan oposisi biner alam yang kejam dan alam yang tenang (abstrak). Proses transisi metafor dari sesuatu yang abstrak dalam sesuatu yang kongkret ini dinamakan Strauss sebagai 'the logic of concrete'.
Secara struktur oposisi biner berhubungan satu dengan yang lain, dan bisa ditransfor-masikan dalam sistem-sistem oposisi biner yang lain. Mari kita simak sistem oposisi biner berikut ini:

Maskulinitas:Feminitas
Positif:Negatif
Sosial:Personal
Terang:Gelap
Publik:Privat
Kultural:Natural

Maskulinitas dan feminitas adalah dua kategori yang saling beroposisi, dan antara keduanya bisa disejajarkan dengan kategori-kategori yang berjajar di bawahnya Jadi dalam sistem oposisi biner itu, maskulinitas dan feminitas sejajar dengan positif dan negatif sejajar dengan terang dan gelap sejajar dengan kultural dan natural, dan seterusnya.

Kategori Skandal dalam Oposisi Biner
Oposisi biner menimbulkan posisi-posisi ambigu yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori A atau kategori B, yang bisa disebut dengan atau ‘kategori ambigu’ atau 'kategori skandal' (Strauss lebih senang menyebutnya dengan 'anomalous category‘). ‘Kategori skandal’ muncul dan mengganggu sistem oposisi biner. Ia mengotori kejernihan batas-batas oposisi biner.

Antara anak-anak dan orang dewasa, ada posisi remaja. Antara daratan dan lautan, ada pantai. Antara orang hidup dan orang mati ada sesuatu yang disebut vampir, hantu, zombi. Antara laki-laki dan perempuan ada gay/lesbian/banci. Pantai, remaja, vampir/hantu/zombi, atau gay/lesbian/banci adalah 'kategori ambigu/skandal'.

SISTEM KOMITE

1.  Apakah Kepemimpinan Kolektif itu ?

Kepemimpinan kolektif atau kepemimpinan bersama adalah mempraktekkan prinsip sentralisme demokrasi dalam perjuang revolusioner . Ia mengajar pergerakan komite-komite yang memimpin sebagai kolektif sebagai cara kerja bersama. Semua hal-hal yang penting didiskusikan dan dilaksanakan secara bersama-sama.

Melalui kepemimpinan bersama, basis yang luas dari partisipasi demokratis para anggota akan beres terwakili dalam kepemimpinan. Kondisi dan persoalan yang dihadapi oleh organisasi akan betul-betul dipahami oleh para pemimpin. Komite-komite yang memimpin akan berdiri sebagai pusat yang kuat dan bersatu dari kepemimpinan organisasi revolusioner.

Melalui kepemimpinan bersama, gerakan anggota-anggota dalam melaksanakan tanggung jawab memimpin secara bagus saling berkaitan. Ia mengembangkan inisiatif dan kekerasan hati tiap anggota untuk turut serta dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan-keputusan bersama. Dengan cara seperti itu  kita menghindari monopoli satu atau beberapa orang dalam pembuatan keputusan dan dalam menggerakkan organisasi.  

2.  Apakah Sistem Komite itu ?

Sistem komite adalah sistem atau cara bergerak bersama dari komite-komite yang memimpin. Kita dapat melihat komite sistem dari pembagian kerja, hubungan sekretariat dengan anggota, pertemuan-pertemuan, dan sebagainya.

Sistem komite merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dilaksanakan dengan mahir. Inilah cara untuk mempraktekkan prinsip kepemimpinan bersama. Khususnya dengan makin meningkatnya kerja pemimpin dalam memperluas organisasi. Perlu bagi Komite yang memimpin untuk memperkenalkan penerapan (implementasi) kerja yang sistematik dan terorganisir.

Melalui sistem komite, kita bisa mencegah persoalan-persoalan yang merintangi komite menjalankan pekerjaanya. Bila kita mengikuti cara ini dalam sistem pembagian kerja, kita bisa mencegah menimbun semua pekerjaan pada sekretariat sementara pengurus lain tidak mengerjakan apa‑apa. Bila kita menerapkan sistem ini dalam sistem pertemuan, kita bisa mencegah pertemuan yang terlalu sering dan panjang; dan kita dapat menyiapkan dengan seksama setiap pertemuan. Kita mencegah lupa akan pekerjaan lain atau menunda penyelesaian persoalan‑persoalan. Sitem komite penting agar komite dapat mengatasi tugas‑tugas dan masalah‑masalah penting dalam kepemimpinan.

3.   Apakah tanggung jawab Sekretaris ?

Sekretaris memimpin komite. Dengan kata lain, ia pemimpin kolektif (komite). Sekretaris terutama sekali mengawasi pekerjaan komite. Sekretaris selalu mengingat pelaksanaan yang cakap terhadap tugas‑tugas dan tanggung jawab‑tanggung jawab. Ia mengawasi apakah persatuan dipertahankan dan dipererat, dan apakah program-program berjalan dengan baik. Ia mengawasi tindakan tiap anggota dan pelaksanaan berbagai macam tugas untuk mendorong pelaksanaan, keputusan‑keputusan secara terlatih. Ia langsung menyelidiki dan menanyakan kepada para anggota tentang setiap masalah atau perubahan‑perubahan kondisi yang memerlukan keputusan secepatnya.

Sekretaris memimpin setiap pelaksanaan keputusan‑keputusan dan mengatasi masalah yang timbul dalam proses pelaksanaan. Dengan cara seperti itu ia menempati posisi terbaik untuk memusatkan dan mengikat setiap tindakan komite. Ia secara terus-menerus (kontinyu) mendorong dan memajukan kekompakan kerja para anggota. Setiap pertentangan yang timbul harus segera mungkin dipecahkan, dirembukan dan diputuskan pemecahannya. Dengan cara demikian, kita dapat menciptakan kesatuan aksi dan keserasian yang akhirnya dapat dengan maksimal menjalankan keputusan yang telah disepakati organisasi.

4.  Apakah hubungan yang benar antara sekretaris dan anggota-anggota komite?

Persatuan erat terbentuk antara sekretaris dan anggota-anggota komite ‑‑ persatuan dalam melaksanakan tanggung jawab-tanggung jawab mereka dalam memimpin diletakkan di pundak mereka oleh organisasi. Persatuan ini penting bagi kepemimpinan komite yang efektif, kuat dan mempunyai kemaksimalan dalam melakukan tindakan.

Sebagai ketua komite, sekretaris mengawasi pergerakan anggota‑anggota untuk menghasilkan implementasi yang bagus terhadap keputusan‑keputusan di dalam komite. Ia membimbing dan membantu tiap anggota mengerjakan tugas‑tugas mereka, ia menunjukkan cara bekerja yang benar lewat contoh. Akan tetapi kapemimpinan sekretaris tidaklah istimewa dan ia di atas komite dan anggota‑anggotanya. Suaranya dan haknya sama dengan anggota-anggota yang lain. Ia tidak memiliki hak‑hak istimewa khusus. Adalah tanggung jawabnya untuk mematuhi keputusan‑keputusan bersama.

Di pihak lain, tanggung jawab anggota‑anggota untuk membantu sekretaris. Ini dikerjakan dengan sepengetahuan dan hormat pada kepemimpinan sekretaris. Sokongan dan hormat ini merupakan kondisi yang baik buat sekretaris untuk_melaksanakan tanggung jawabnya. Setiap anggota membantu dalam mengawasi perjalanan perjuangan organisasi dan komite. Mereka sagera memberikan laporan kepada sekretaris mengenai hasil‑hasil tugas mereka, khususnya jika muncul masalah. atau perubahan yang membutuhkan tindakan secepatnya. Mereka membantu manyiapkan dan ..memberitahu anggota-anggota lain bila ada rapat. Di dalam rapat, mereka menolong meluruskan pembicaraan yang menyimpang dan memecahkan kesalahpahaman. Mereka mengajukan diri membareskan  tugas‑tugas lain tanpa menunggu sekretaris.

5.  Apakah tanggung jawab wakil  sekretaris ?

Membentuk wakil sekretaris merupakan cara membantu dan membagi pekerjaan di dalam komite. Ini adalah cara menyokong sekretaris agar ia dapat menuntaskan pekerjaan-pekrjaan dan masalah‑masalah yang lebih penting.

Wakil sekretaris juga seorang pengganti sekretaris, pada saat sekretaris tidak sanggup mengerjakan tugas‑tugasnya dikarenakan sebab‑sebab lain. Dengan cara demikian, kita melihat bahwa aktivitas komite tidak terlantar atau hancur akibat ketidakadiran sekretaris.

Ketika organisasi dan komite yang memimpin masih baru dan kecil, satu orang wakil sekretaris telah cukup. Bersamaan dengan perkembangan organisasi, komite juga akan bertambah, dan beban serta berat tugas‑tugas akan meningkat. Biasanya, kita mengangkat wakil sekretaris untuk berbagai macam pembagian kerja, tergantung pada keperluan, kita mengangkat wakil sekretaris pada komite organisasi,  pendidikan, keuangan, dan lain‑lainya.

Sekretaris jenderal dan wakil sekretaris membentuk sekretariat. Melalui sekretariat, tanggung jawab‑tanggung jawab sekretaris dalam pengawasan sehari‑hari dan kelanjutan perjuangan dilaksanakan bersama‑sama. Sekretariat tidak terpisah dari ketua dan tidak di atas komite.                                                                


6.  Bagaimana kita bisa secara kontinyu memperkuat pengerahan komite bersama‑sama.

Untuk terus menerus, memperkuat pengerahan komite bersama-sama, perlu menguatkan dan mengembangkan persatuan,­ pemahaman, dan tolong menolong di antara para anggota. Dengan cara itu, rasa segan satu sama lain atau bahkan prasangka bisa disingkirkan. Dan kepatuhan kepada kepemimpinan bersama akan berjalan mulus.

Kita harus memperhitungkan pembentukan pemahaman di antara anggota‑anggota. Kita bisa mambentuk pemahaman dan pengetahuan yang sama para anggota mengenai berbagai isu dan peristiwa dengan berdiskusi dan belajar bersama, dan melalui pertukaran informasi yang kontinyu. Melalui cara demikian, pemahaman dan persatuan anggota‑anggota akan menjadi mudah.

Adalah sangat perlu membudayakan keterbukaan anggota‑anggota satu sama lain. Disamping menjaga kerahasiannya, layak mangungkapkan masalah‑masalah atau hal lain yang perlu diketahui oleh kawan‑kawan. Tidak harus manunggu untuk memberitahu pendapat, masalah‑masalah, atau keadaan‑keadaan yang penting lainnya. Berdiam selama rapat atau didepan  forum yang bisa dipercaya hanya menghancurkan persatuan, lebih‑lebih bila anda mencaci-maki atau mengkritik di belakang kawan‑kawan atau setelah rapat.

Kolektif harus belajar bersatu untuk bergerak sakalipun kita belum merasa gembira dengan kawan‑kawan kita. Tindakan dan keinginan.yang salah untuk membentuk sekeompok kecil teman atau kelompok tandingan akan malemahkan dan meruntuhkan persatuan di dalam komite. Kita harus penuh parhatian dan suka menolong kepada kawan‑kawan kita. Kita harus.waspada terhadap segala sesuatu yang dapat menghancurkan persatuan.dan gerakan bersama komite.

7.   Apakah yang harus kita perhatikan agar jalannya rapat manjadi baik ?

Rapat merupakan bagian penting dalam pergerakan komite. Rapat adalah tempat dimana kita menyatukan apa yang harus kita kerjakan untuk memperjuangkan tujuan‑tujuan organisasi. Dalam rapat, komite secara bersama‑sama menganalisa untuk menyusun kaputusan‑keputusan, rencana‑rencana dan program perjuangan. Melalui rapat, kita mampraktekkan kepemimpinan kolektif dan membentuk persatuan yang erat dalam komite. Adalah tanggung jawab komite untuk melaksanakan dan mempraktekkan sistem rapat efisien dan berbuah.

Buatlah kerangka jadwal rapat tetap komite. Hindari rapat yang kelewat sering. Organ atau unit yang lebih tinggi menetapkan, dan komite sendiri memperkirakan frekuensi assesment kerja, persiapan laporan, programming dan planning kerja‑kerja, dan hal‑hal lain yang penting didiskusikan di dalam rapat. Kita harus mencegah rapat yang tarlalu panjang. Ini akan tarjadi bila rapat jarang diadakan, bila rapat tidak dipersiapkan dengan baik, maka jalannya rapat akan mengalami hambatan-hambatan.

Pastikan bahwa semua anggota mengetahui adanya rapat tersebut. Ini perlu, agar anggota‑anggota dapat mempersiapkan hal‑hal yang akan didiskusikan dalam rapat dan menjamin kehadiran mereka. Buatlah agenda atau daftar hal‑hal yang akan dibahas, dan informasikan agenda tersebut kepada setiap anggota.

Pastikan kalau pertamuan dipersiapkan dengan baik, beritahu anggota‑anggota tentang laporan, investigasi yang akan dibahas atau bacakan apa saja yang harus mereka kerjakan untuk persiapan.  Adalah lebih baik dilakukan diskusi pendahuluan mengenai hal‑hal yang akan dibahas sebelum rapat yang sesungguhnya. Mengatur tempat, keamanan, makanan dan lain sebagainya, merupakan bagian persiapan pula.

Selama rapat berlangsung, pastikan untuk memusatkan rapat pada topik-topik utama secara langsung. Hindari penjelasan yang berlebihan mengenai soal-soal yang tidak ditangani. Dengan memusatkan rapat pada topik-topik utama dan pokok, kita bisa menghasilkan rapat yang cepat dan diskusi yang berbuah. Cobalah bikin merata dan seimbang  partisipasi anggota-anggota, dan cegah monopoli diskusi oleh beberapa orang. Jangan lupa untuk membuat summing-up, atau ringkasan jalannya diskusi sehingga tiap anggota akan mengetahui apa yang telah kita capai.




***     ***     ***

SENTRALISME DEMOKRASI

Apakah organisasi itu ?

Organisasi adalah sistem menghimpun orang bersama-sama untuk berpihak dan bergerak sebagai satu kebulatan. Dengan kata lain, organisasi merupakan sistem yang mengikat setiap anggota dan bagian organisasi untuk bergerak sebagai satu kesatuan untuk mencapai satu tujuan bersama. Kelompok yang kita pimpin adalah organisasi dan ada berbagai organisasi lain di lingkungan kita.

Kita bisa membandingkan sebuah organisasi dengan sapu lidi, yang memiliki kekuatan karena ikatan bersama. Bila masing-masing lidi tidak disatukan menjadi satu, maka lidi-lidi tersebut akan lemah, tidak memiliki kekuatan, dan mudah dipatahkan. Tetapi bila lidi-lidi itu diikat bersama menjadi satu, ia adalah alat yang efektif untuk membersihkan kotoran. Seperti kita, mahasiswa dan pemuda, musuh selalu menghendaki kita terpecah, hingga kita tidak bisa secara efektif menyingkirkan penindasan, pemerasan, dan aruran mereka. Jika kita terorganisir, dan persatuan kita kuat, seperti sapu lidi, maka kita bisa bergerak dan menyapu kotoran-kotoran dan persoalan-persoalan masyarakat.

Selalu tanggung jawab kita untuk mempertahankan dan memperkuat organisasi kita. Kita berusaha mengencangkan ikatan kita, dan membenahi metode pengerahan kekuatan kita. Hanya dengan jalan ini kita bisa menunjukkan tenaga dan kekuatan persatuan kelas-kelas yang ditindas dan dihisap untuk menjungkir balikan musuh kelas meraka dan mencapai masyarakat Indonesia yang demokratis, bebas dan sejahtra.

Apakah Sentralisme Demokrasi itu ?

Sentralisme Demokrasi itu adalah prinsip pembimbing kita dalam membentuk dan menjalankan organisasi kiata. Prinsip ini menjamin bahwa kita akan bergerak sebagai kesatuan yang terorganisir.

Sentralisme demokrasi berarti sentralisme yang didasarkan pada demokrasi dan demokrasi dibawah kepemimpinan terpuasat. Sentralisme berdasarkan pada demokrasi berarti memperhitungkan segala sesuatu berdasarkan keseluruhan kepentingan dan kondisi organisasi. Gerakan yang baik dari organisasi berasal dari partisipasi aktif seluruh anggota dan mengambil bagian didalamnya. Keputusan-keputusan yang dijalankan dalam organisasi secara bersama diputuskan atas dan didasarkan kepada kepentingan umum.

Demokrasi dibawah kepemimpinan terpusat berarti kepentingan dan gerakan tiap anggota atau bagian organisasi sesuai dan memajukan kepentingan dan tujuan organisasi.

Kepatuhan terhadap prinsip sentralisme demokrasi meletakkan kondisi yang baik bagi gerakan tiap anggota dan organisasi secara baik dan hidup. Dengan cara demikian kita membuat keputusan‑keputusan, rencana‑rencana dan program yang benar dalam pergerakan kita, dan secara efektif menuntaskannya. Mempraktekan sentralisme demokrasi adalah satu cara untuk. menjamin keberhasilan kita.

Apakah empat aturan disiplin di dalam organisasi?

Empat aturan disiplin menjamin kesatuan organinasi kita. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada sentralisme domokrasi.

1.  Perorangan berada di bawah organisasi.
      Ini berarti bahwa setiap perorangan harus berada di bawah kepentingan seluruh organisasi. Ia harus mematuhi konstitusi organisasi dan keputusan-keputusan tanpa perkecualian.
2.  Minoritas dibawah mayoritas.
      Berarti bahwa keputusan yang dipatahi oleh seluruh organisasl didasarkan kepada persetujuan mayoritas. Minoritas harus dibawah dan mematuhi keputusan bersama.
3.  Organ Lebih rendah berada dibawah organ yang lebih tinggi.
     Ini berarti, organ atau unit yang lebih rendah harus tunduk pada keputusan‑keputusan dan kebijaksanan‑kebijasanaan organ atau unit yang lebih tinggi yang mewakili organisasi secara lebih luas.
4.  Keseluruhan organisasi berada dibawah kepemimpinian nasional dan Konggres Nasional organisasi.
     Berarti keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di bentuk oleh konggres nasional dan kepemimpinan nasional adalah efektif dan perlu dipatuhi oleh seluruh anggota dan bagian organisasi.


Apakah Tangung Jawab‑Tanggung Jawab Pemimpin atau Organ Yang Lebih tingqi ?     

Berbeda dengan organisasi kaum borjuis dan feodal dari masyarakat yang busuk sekarang ini, pemimpin organisasi revolusioner bukanlah raja yang memerintah dan memberi komando pada para anggota. Pemimpin memutuskan dan bergerak atas dasar prinsip sentralisme demokrasi. Ia bekerja untuk kepentingan umum dan bukan demi kepentingan perorangan atau sekelompok kecil. Pemimpin dipilih melalui proses yang demokratis.

Kepemimpinan umum dalam organisasi merupakan tanggung jawab para pemimpin. Secara umum ia mengawasi jalannya perjuangan untuk mendorong kemajuan tujuan‑tujuan organisasi yang kontinyu dan bulat. Ia menuntunkan tugas‑tugas penting guna mendorong pelaksanaan yang baik atas keputusan‑keputusan, rencana‑rencana dan program‑program perjuangan. Ia mengelola bagian‑bagian organisasi guna mendorong pelaksanaan tugas secara sungguh‑sunggah.

Sangat penting bagi seorang pemimpin mengenal dengan baik seluruh gerak dan kegiatan organisasi,  baik secara umum maupun khusus. Selain dari laporan‑laporan yang telah diperiksa, para pemimpin harus terjun di tengah‑tengah anggota dan massa guna memperoleh keterangan‑keterangan yang perlu. Dengan cara demikian, para pemimpin mengetahui segera perubahan‑perubahan situasi, dan nemberikan petunjuk dan keputusan‑keputusan secara cepat.

Pemimpin membuat garis besar rencana-rencana dan program‑program dalam perjuangan. Biasanya program dibuat disertai tugas-tugas dalam periode waktu tertentu‑‑satu bulan atau lebih. Dengan rencana‑rencana, dipihak lain, disertai tugas‑tugas yang perlu untuk aksi, kampanye, atau tujuan‑tujuan kbusus. Melalui program-program dan rencana‑rencana perjuangan, kita mensistematisasikan dan menyatukan perjuangan keseluruhan organisasi. Studi yang cakap atas situasi dan perjalanan perjuangan keseluruhan jawaban-jawaban terhadap kebutuhan‑kebutuhan massa adalah sangat per1u. Pemimpin mengundang dan memimpin untuk memastikan bahwa persatuan yang dibentuk dalam adalah baik.

Apakah Tanggungjawab‑Tanggungjawab Para Anggota dan Organ Yang Lebih Rendah ?

Keanggotaan organisasi rervolusioner dibangun dari perorangan-perorangan yang aktif dan bertanggung-jawab yang memperjuangkan tujuan‑tujuan organisasi, Anggota‑anggota organisasi revolusioner tidak hanya berjuang untuk kepentingan mereka sendiri akan tetapi untuk tujuan organisasi. Setiap anggota berjuang untuk membangun ognisasi yang kokoh dan kuat melawan kelas penguasa.

Adalah tanggungjawab setiap anggota bagian‑bagian organisasi, mematuhi semua keputusan‑keputusan, melaksanakan tugas‑tugas, dan program‑program secara bagus; melindungi kepentingan dan keamanan organisasi, dan berjuang segaris dengan tujuan dan kepentingan umum organisasi. Perlu bagi tiap anggota dan bagian-bagian organisasi untuk mempelajari keputusan‑keputusan, rencana‑rencana, menganalisa bagaimana bisa dilaksanakan dan memberikan jalan mengerjakannya. Perlu diinformasikan dengan segera kepada pemimpin setiap pertanyaan atau problem, dan hasil‑hasil pelaksanaan tugas‑tugas tersebut.

Menjadi kewajiban bagi setiap anggota dan organ lebih rendah menyerahkan laporan secara reguler dan aktif termasuk saran‑saran, pengamatan‑pengamatan dan kritik‑kritik atas berbagai macam hal yang penting bagi kepentingan dan perjuangan organisasi. Adalah tanggungjawab setiap anggota bersikap jujur dan pasti terhadap keterangan‑keterangan yang diberikan. Dan perlu sekali membuat rencana‑rencana dan keputusan‑keputusan yang tepat.


MENEMPATKAN GARIS MASSA DI ATAS YANG LAIN

        Dalam berbagai pengalaman kita dengan aksi, maka pelajaran apakah yang bisa kita petik ?
Kawan‑kawan tentunya akan merasa heran dengan kemampuan kekuatan sendiri. Sikap‑sikap takut dan khawatir yang muncul pada sebelum dan ketika aksi akan dimulai, membuat was‑was dan ketidak-pastian didalam diri masing‑masing. Tapi apa yang tejadi ketika aksi itu sendiri berlangsung adalah sesuatu yang baru sama sekali, yang ternyata membuat kegeloraan jiwa dan perasaan. Rasa was‑was tapi juga disertai semangat yang meluap‑luap untuk terus menerus aksi. Kita menjadi seperti dilahirkan kembali pada ke tika itu,  dan jadi mampu melihat dunia yang baru, yang memenuhi kita akan kemajuan‑kemajuan baru.

       Aksi‑aksi berlanjut karena sifatnya yang akumulatif, yang menelan sesuatu yang sudah usang dan mewujud kedalam pengalaman-pengalaman baru yang mendidik diri sendiri, tanpa disadari. Akan tetapi bila aksi‑aksi terus berlanjut tanpa sesuatu tujuan yang makin bertambah jelas, dan makin melayani pelaku‑pelakunya sendiri yaitu memenuhi hasrat‑hasrat pemberontakan dan kebebasan (anarki), maka mulailah ia kehilangan arah. Mulai hilang kekongkritan yang pernah dipunyainya, dan makin ia bersifat petualangan.

    Apakah sesungguhnya dasar‑dasar dari aksi massa ? Inilah pertanyaan yang kini harus ditanyakan kembali kepada kita. Pengalaman mengorganisasi aksi massa, mengajarkan pada kita hukum berikul ini : "Bergerak dari persoalan—persoalan yang sederhana, kongkrit, jangka pendek dan personal sampai kepada persoalan‑persoalan yang lebih kompleks, abstrak, jangka panjang dan sistematik".

       Arti dari ini adalah bahwa jangan mencampur adukkan dalam satu waktu isu‑isu yang kongkrit dengan yang abstrak. Pada ketika masih dalam tahap melaksanakan aksi‑aksi yang kongkrit serta berjangka pendek, jangan mengacaukannya dengan aksi yang sudah lebih abstrak dan berjangka panjang. Mengapa harus didahulukan aksi‑aksi jangka pendek yang kongkrit ? Karena pengalaman aksi itulah yang mendidik massa. Selain itu bahwa aksi‑aksi jangka pendek berdiri diatas dasar kebenaran yang diterima baik oleh kita sendiri, maupun oleh lawan‑lawan kita. Kebenaran yang juga diterima oleh lawan seperti hukum, undang-undang, ide‑ide, pendapat umum, hak‑hak yang dijamin, dan lain sebagainya. Dengan cara inilah maka aksi massa mendapat suntikan‑suntikan pertama yang membuatnya imun dari serangan lawan. Rejim dimanapun juga, tidak bisa melanggar suatu kebenaran begitu saja; karena pelanggaran terhadap kebenaran umum akan membuatnya menjadi sorotan yang memalukan.

     Aksi‑aksi awal yang dilakukan haruslah berangkat dari kebenaran yang diyakini secara umum disebagian besar khalayak.

      Aksi‑aksi tersebut akan membuat sulit lawan karena berangkat dari landasan hukum dan ide-iede yang dibuatnya sendiri. Berangkat dari rasa percaya diri inilah, maka massa tidak akan terombang-ambing dalam provokasi dan fitnahan yang dilancarkan pihak lawan.  Demikian pula, maka ia akan mampu menarik sebagian lebih besar lagi rombongan yang lain untuk lkut bergabung kedalamnya.

       Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh aks.i‑aksi sebelumnya. Dengan demikian rasa was‑was dan keraguan untuk berhasil akan bilang setelah kejadian aksi lewat. Akan tetapi gelombang aksi yang semak in lama semakin besar dan bekerja dimana‑mana akan menempatkan mahasiswa pada posisi yang cukup sulit: Haruskah ini diteruskan untuk maju terus, dan sampai kapan ?

        Kenyataan yang berlangsung membuktikan dalil bahwa massa dididik oleh prakteknya sendiri. Dengan demikian selama aksi massa berdiri pada  kehendak massa yang sebenarnya, dan yang secara judur harus diakui, bukanlah bikinan beberapa orang saja,  maka tidak ada keraguan untuk melanjutkannya. Hanya saja dengan hasil pendidikannya itu sendiri, para pimpinan aksi makin percaya bahwa mereka harus lebin baik lagi dari yang sebelumnya. Artinya keadaan gerakan aksi ini harus makin jelas dalam hal isu,  posisi, arah, kepentingan, pembagian kerja, organisasi, dan sifatnya yang lebih kongrit dan tertib.

      Hal lain lagi yang perlu diyakini oleh para pimpinan aksi, adalah bahwa ia menganut garis politik rakyat bertindas. Garis po1itik inilah, yang membedakan dengan tegas antara aksi massa yang dimobilisasi atas dasar kepentingan klik politik tertentu atau kepentingan kaum oportunis, dengan aksi massa yang sepenuhnya mengabdi pada rakyat tertindas.

       Apakah yang membuatnya berbeda ? Para pimpinan aksi dan peserta aksi menyadari bahwa tanpa keikutsertaan rakyat dalam kegiatan‑kegiatan aksi ini, maka ia dengan mudah dapat terjebak kedalam arus permainan petualangan dan pengendalian yang licik dari kaum oportunis. Membiarkan aksi‑aksi berlanjut tanpa kendali dan pemikiran yang jelas, maka ia mudah masuk dalam petualangan mahasiswa‑mahasiswa kelas menengah yang goyah. Ia makin menjadi tidak efektif bagi perjuangan rakyat. Demikian pula tanpa garis politik yang jelas ini, maka dengan mudah ia jatuh pada klik‑klik dikalangan mahasiswa itu sendiri yang menyebabkannnya gampang dihasut atau dimakan oleh kaum oportunis diluar mereka.

     Gerakan mahasiswa sudah belajar banyak mengenai ini. Kaum oportunisme telah dengan berhasil menyelewengkan aksi‑aksi mahasiswa untuk  kepentingan  mereka dan  menyuap sebagian dari pimpinan‑pimpinannya. Dalam saat‑saat seperti itulah, Oportunisme dari intel‑intel militer dan kaum PSI (Partai Sosialis Indonesia) pernah membuat aksi mahasiswa  berbelok arah dan keliru. Dan mereka masih terus melakukan politik oportunisnya itu sampai sekarang.

    Sesungguhnya rakyatlah yang seharusaya berdampingan dengan mahasiswa dalam setiap kesempatan apapun dari gerakan aksi: tersebut. Bagian yang terpenting dahi aksi massa adalah ketik. rakyat ikut bergabung didalamnya sebagai pelaku‑pelaku penah. Disitulah, mahasiswa akan menjadi heran dan takjub akan organisasi dan kepemimpinan yang dilakukan oleh rakyat itu sendiri. Dalam aksi itu, mereka dengan cepat akan bisa berganti taktik dan belajar cepat. Itu karena mereka telah ditempa oleh penderitaan dan penindasan. Yang Jelas bagi rakyat: Ini adalah perjuangan hidup dan mati yang sebenarnya. Mahasiswa harus menyadari ini, sehingga ia tidak ragu‑raqu dan bisa percaya pada politik rakyat.

        Saat ini rakyat sudah menaruh kepercayaan pada mahasiswa, suatu kepercayaan yang muncul karena usaha solirdaritas dari mahasiswa itu sendiri, dan juga karena keadaan rakyat tinggal menunggu matinya! untuk itu mahasiswa harus mampu mengangkat kembali harkat kemanusiaannya, memulihkan kembali api semangat penghabisan itu. Dan janganlah mahasiswa bersikap sombong dan berlagak ingin menopoli dan melakukan aksi sendirian saja, serta membiarkan rakyat menonton kehebatannya dan keberanian mereka. Kepentingan Mahasiswa kelas menengah semacam ini, harus dikikis habis.

          Mahasiswa sudah semestinya dapat melakukan aksi massa yang henar, yaitu melakukan aksi bersama‑sama massa yanq terpercaya. Haruslah diadakan pembagian kerja diantara mereka, merumuskan taktik bersama dan melakukan koordinasi dibeberapa tempat secara bersama dan kompak. Dalam hal ini, haruslah dihindari lokalisai yang dikehendaki lawan. Lawan hanya merasa kuat karena ia memiliki dan menguasai situasinya. Tapi ia akan kebingungan bila aksi massa sekaligus melakukan kombinasi taktik yang berbeda yang diluar kehendak mereka.

        Yang harus dimengerti oleh sebuah aksi massa adalah berfikir dan bertindak secara kreatif. Janganlah sampai terjebak oleh situasi yang dikehendaki lawan, dan jangan pula ia menuruti secara tidak sadar kemauan politik lawan. Ia harus menyadari bahwa lawan dapat dikalahkan oleh hal-hal yang tak diduganya, yang berada diluar pengalamannya.

       manifestasi demokrasi yang sejelas-jelasnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, asalkan terjamin oleh undang-undang dan hukam. Hal ini akan menguntungkan aksi massa tersebut. Saat ini situasinya ada dalam keadaan yang menguntungkan, karena sudah terbentuk opini umum dan internasional yang kuat. Demikian pula, aksi massa yang tertib benar dan pantang mundur akan menarik simpati khalayak umum. Bila aksi  massa ini bisa berangkat sungguh‑sungguh dari garis massa yang benar, barulah ia bisa meningkat maju secara kualitatif !


Apakah Garis Massa itu  ?

Garis massa adalah prinsip revalusioner yang mengajar kita tegak berdiri dan percaya pada massa untuk pembebasannya. Prinsip ini didasarkan pada kenyataan baNwa massa dan hanya massa yang dapat membuat sejarah.

Hal ini sudah dibuktikan oleh sejarah dunia ratus tabun yang lampau, bahwa faktor yang menentukan dalam perubahan masyarakat tidak lain daripada massa. Adalah kekuatannya dalam produksi yang membuat masyarakat bertahan hidup. Melalui pengetahuan dan kecerdasannyalah pengetahuan dan kehidupan masyarakat berkembang. Dengan kekuatannya, setiap kekuatan yang merintangi kemajuan masyarakat dapat disingkirkan. Itulah sebabnya kita mengata­kan bahwa massa adalah pahlawan sesungguhnya. Keberhasilan setiap tujuan tergantung atas dukungan dan partisipasi massa. Maka, demi keberhasilan perubahan perlu bagi kita bersandar dan percaya kepada massa.

Keberhasilan setiap tujuan dan solusi setiap masalah tergantung pada partisipasi dan mobilisasi aktif massa. Kita harus terjun ditengah-tengah massa dan menyatu dengan mereka. Dengan sabar membangkitkan, mengorganisir, dan menggerakkan massa. Kita bisa membuat mereka membentuk dan menunjukan kekuatan mereka dalam perubahan revolusioner. Inilah satu‑satunya cara. Tidak ada cara lain untuk merebut kebebasan dan demokrasi !

Adalah tanggungjawab kita untuk mempelajari dan mempraktekan Garis Massa. Perlu bagi setiap orang‑orang revolusioner untuk mengolah diri dalam usaha menggerakan massa dengan sabar dan tekun di tengah‑tengah massa, dengan rendah hati bergaul dengan massa. Dengan cara ini, kita bisa mencegah sikap dominasi dan menghindari terpisahnya diri kita dari massa.

Apakah artinya arti massa untuk massa ?

Metode yang tepat dalam memimpin massa adalah "dari massa untuk massa". Ini berarti mengumpulkan ide yang terpencar‑pencar, merumuskannya, dan mengembalikannya kepada mereka dan menjelaskannya keseluruhan gagasan sampai mereka menerima dan menuruti ide tersebut.

Kepemimpinan "dari massa untuk massa" adalah sesuai dengan Garis Massa. Untuk memahami kondisi dan masalah‑masalah dari massa, kita harus bersandar pada pengetahuan dan kecerdasan massa dan kita yakin bahwa keputusan‑keputusan dan rencana‑rencana yang tepat dapat dibentuk hanya apabila massa berpartisipasi dan menyumbangkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Itulah sebabnya, kita bertanggung jawab untuk bergaul dan membuat investigasi ditengah‑tengah massa, mengumpulkan gagasan‑gagasan yanq masih terpencar‑pencar dan belum sistematis. Dengan menganalisa dan memasukan gagasan‑gagasan ini,  dengan menghargai dan mempercayai massa, memungkinkan kita menyempurnakan gagasan‑gagasan yang sudah terkumpul dan sistematis, yang mencerminkan kondisi real massa, dan massa menjadi jela bagaimana persoalan‑persoalan tersebut bisa diatasi.

Untuk melaksanakan gagasan‑gagasan yang kita bentuk dan untuk mengatasi persoalan‑persoalan massa! kita bertumpu pada kemampuan cdan kokuatan massa. Sekalipun per~oalan tersebut bRea~, kita yakin, sepanjang keputusan dan persatuan massa bulat dan penah kita bisa mengatasinya. Itulah sebabnya! menjadi tanggung jawab kita untak secara sabar menjelaskan kepada massa ide‑ide yang kita susun dari mereka. Kita mengikuti ide‑ide ini ditengah-tengah massa sampai mereka memeluknya sebagai milik.i mereka senciiri dan melaksanakannya melalui, mobilisasi kolektit mereka.

Apakah artinya Mobilisasi yang didasarkan pada kepentingan dan kesiapan massa ?

Garis Massa mengajar kita bahwa kita harus mulai dan bergerak atas dasar kepentingan obyektif massa. Ini berarti bahwa kita harus bergerak atas dasar kebutuhan nyata mereka dan tidak ada yang kita pikirkan. Oleh karenanya, tidak peduli maksud kita amat baik jika kita menyimpang dari kepentingan obyektif massa, pastilah kita akan terpisah dari massa pada saat itu juga.

Akan tetapi, biasanya massa belumlah menyadari kebutuhan obyektif mereka. Mereka masih tidak dapat memahami kebutuhan untuk mengubah, dan mereka belum siap untuk perubahan. Jika kita bertahan dan ngotot dengan posisi kita, kita akan terasing dan terpisah dari massa ‑‑tidak peduli betapa benar kita. Kita harus aktif sampai mayoritas mereka mengakui ide yang kita bentuk dan sampai mereka siap dan berketetapan hati untuk melakukannya.

Bagaimana kita dapat mengerjakan ini ? Kita dapat membagi massa kedalam tiga bagian ; Mereka yang maju, mereka yang sedang-sedang dan mereka yang terbelakang. Bagian yang maju dari massa mudah  dapat memahami kebutuhan untuk perubahan dan mereka siap melakukan perubahan ini. Bagian yang terbelakang dipihak lain biasanya memiliki tanda pengaruh keterbelakangan, ragu‑ragu atau menolak. Bagian sedang-sedang  atau tengah biasanya mengerti dan memahami kebutuhan akan perubahan, tetapi bimbang dan mutlak mereka tidak siap.

Kita terutama tergantung pada bagian yang maju dari massa, bagian yang paling maju, aktif, bersemangat dan tertarik untuk mengubah. Melalui bagian yang paling maju ini, kita dapat mengerjakan bagian tengah dan berusaha memenangkan hati mereka yang terbelakang. Dengan cara ini kita secara tepat memimpin massa berdasarkan kepentingan obyektif mereka dan dengan memperhitungkan kesiapan mereka untuk melakukan perubahan.

Jika kita melakukan ini tanpa memperhitungkan kesiapan massa, kita sudah melampaui kesadaran dan kesiapan mereka satu hari. Bila itu terjadi, maka kita akan mengerakan mereka dengan mengkomando mereka dan bukan atas dasar inisiatif dari mereka memahami dan menerima maka, ini adalah komandoisme.

Jika kita memakai kepemimpinan pada kepercayaan dan mengerahkan massa besar tetapi terbelakang, kita akan menjadi ekor dari massa. Apa yang akan terjadi adalah bagian yang maju dan menengah dari massa sudah bersiap dan mengajak suatu perubahan, akan tetapi kita menjadi orang bimbang dan massa adalah orang yang akan meyakinkan kita. Maka, kita akan menjadi buntut mereka. Inilah buntutisme.

Mengapa Kita menerapkan praktek garis massa yang benar dalam revolusi Demokratik ?


Revolusi demokratik dibentuk adari studi yang seksama dan mendalam terhadap sejarah dan kondisi masyarakat Indonesia. Ia menjawab kepentingan rakyat untuk demokrasi sejati. Revolusi Demokratik berangkat dari kondisi obyektif dan kebutuhan massa, dan ia menunjukan jalan yang benar untuk perubahan revolusioner.

Itulah sebabnya, mengapa dalam menyesuaikan prinsip-prinsip revolusi demokratik, kita memastikan gerakan kita sesuai dengan kepentingan massa dan kita menunjukkan jalan yang benar dari jalan revolusi. Sepanjang kita mengikuti prinsip-prinsip yang tepat  dalam revolusi demokratik, kita memegang kunci praktek garis massa yang tepat. Adalah tanggung jawab kita sekarang untuk mempelajari kondisi-kondisi, persoalan dan kepercayaan khusus massa ditemapat mana kita sedang mengorganisir, agar secara tepat memimpin massa sehari-hari dan khas temapat tersebut.